Delapan puluh lima persen kematian akibat kanker serviks terjadi pada negara berkembang,* sebagian diakibatkan oleh kurang tersedianya program screening bagi wanita di negara - negara tersebut. Program screening ini dapat mendeteksi tanda - tanda perkembangan sel yang abnormal secara dini, sehingga memungkinkan perawatan secara lebih dini dan cepat. Diperkirakan bahwa tanpa adanya perubahan berarti dari tindakan pencegahan terhadap kanker serviks, maka akan terjadi satu juta kasus tambahan sebelum tahun 2050.
Angka kejadian kanker serviks sangat bervariasi diseluruh dunia. Meskipun progam screening sudah dicanangkan namun sekitar 20 persen kejadian kanker serviks tidak terdeteksi, terutama adenokarsinoma serviks, yang lebih sulit untuk dideteksi melalui metode - metode screening yang telah ada.
Di Indonesia, kanker serviks merupakan kanker yang paling umum menimpa wanita. Pada tahun 1991 sebanyak 28,66 % kanker yang diderita wanita Indonesia adalah kanker serviks. Sejak diperkenalkan pada pertengahan tahun 1930 an hingga sekarang, primadona pada pencegahan kanker serviks serta monitoring lesi pra kanker adalah melalui tes Pap smear, yang kini umum ditemukan pada program - program screening. Negara - negara yang memiliki program screening yang sudah maju menemukan bahwa angka kejadian kanker serviks menurun. Meskipun terjadi penurunan, kasus kanker serviks terus terjadi.
Program - program screening saat ini terlaksana atas kesadaran para wanita untuk melakukan pemeriksaan rutin serta tindak lanjut dari para pakar kesehatan. Keterbatasan pada teknik screening sendiri serta risiko kesalahan dalam diagnosis akibat salah interpretasi manusia terhadap hasil sitologis mengartikan bahwa lesi pra kanker bisa saja tidak terdeteksi.
HPV - Penyebab Kanker Serviks
Kanker serviks disebabkan oleh infeksi yang terus menerus dari human papillomavirus (HPV) tipe onkogenik (yang berpotensi menyebabkan kanker). Telah terbukti bahwa HPV merupakan sebab mutlak terjadinya kanker serviks - angka prevalensi didunia mengenai karsinoma serviks adalah 99,7 %*.
Apakah HPV ?
HPV adalah virus yang sangat umum. Virus ini berbasis DNA dan stabil secara genetis. Stabilitas genetik ini berarti infeksi akibat virus dapat dicegah melalui vaksinasi dalam jangka waktu yang panjang, tidak seperti virus influenza berbasis RNA, contohnya, yang kerap berubah sehingga membutuhkan vaksinasi secara teratur.
HPV onkogenik dan HPV berisiko rendah
Setiap wanita berisiko terhadap infeksi HPV onkogenik, yang dapat mengakibatkan kanker serviks. Kurang lebih 100 tipe telah teridentifikasi. Empat puluh tipe tersebut menyerang wilayah genital. Dari 40 tipe tersebut, 15 merupakan tipe onkogenik dan dapat menyebabkan kanker serviks atau lesi pra kanker pada permukaan serviks.***
Secara global, HPV tipe 16 bersamaan dengan tipe 18 dapat menyebabkan 70 % dari seluruh kejadian kanker serviks. Selain itu, tipe 45 dan 31 menduduki urutan ketiga dan keempat tipe HPV penyebab kanker serviks, sedangkan tipe 16,18,45 dan 31 secara bersamaan bertanggung jawab atas 80 % kejadian kanker serviks diseluruh dunia.*
Transmisi HPV
Setiap wanita berisiko terkena infeksi HPV onkogenik yang dapat menyebabkan kanker serviks.** HPV dapat dengan mudah ditularkan melalui aktivitas seksual meskipun demikian transmisi tidak tergantung dari adanya penetrasi namun cukup melalui sentuhan kulit diwilayah genital tersebut (skin to skin genital contact).*
Dengan demikian setiap wanita yang aktif secara seksual memiliki risiko untuk terkena kanker serviks. Diperkirakan bahwa 50 - 80 % wanita dapat terkena infeksi HPV sepanjang hidupnya dan 50 % infeksi tersebut merupakan tipe onkogenik.**
Perkembangan Dari HPV Menuju Kanker Serviks
Infeksi HPV tidak selalu berkembang menjadi kanker serviks. Sebagian besar infeksi HPV (antara 50 - 70 %) menghilang melalui respon imun alamiah, setelah melalui masa beberapa bulan hingga dua tahun.*** Meskipun demikian, kanker serviks dapat berkembang apabila infeksi akibat HPV tipe onkogenik tidak menghilang.*
Dalam pengertian yang luas, diperkirakan bahwa dari setiap satu juta wanita yang terinfeksi HPV tipe onkogenik, hampir 10 % (100.000) akan terjadi perubahan sel serviks prakanker (displasia serviks). Dari angka tersebut, sekitar 8 % (8.000) akan mengalami perubahan prakanker pada sel - sel yang terdapat dipermukaan serviks (karsinoma in situ), dari jumlah tersebut, 20 % (1.600) akan terus berkembang menjadi kanker serviks apabila dibiarkan.*
Perkembangan dari infeksi HPV onkogenik menjadi kanker serviks dapat terjadi apabila terjadi infeksi yang menetap dari beberapa sel yang terdapat pada serviks (sel epitel pipih atau lonjong di zona transformasi serviks). Sel - sel ini sangat rentan terhadap infeksi HPV dan ketika terinfeksi, akan berlipat ganda, berkembang melampaui batas wajar dan kehilangan kemampuannya untuk memperbaiki abnormalitas genetiknya.
Apabila memperhatikan infeksi HPV onkogenik yang persisten maka ditemukan tiga pola utama pada pra kanker, dimulai dengan infeksi pada sel serta perkembangan sel - sel abnormal yang dapat berlanjut menjadi intraepithelial neoplasia dan pada akhirnya menjadi kanker serviks.
- Cervical intraepithelial neoplasia I (CIN I) atau low grade squamous intraepithelial lesions (LSILs). Dalam tahap ini terjadi perubahan yaitu sel yang terinfeksi HPV onkogenik akan membuat partikel - partikel virus baru.
- Cervical intraepithelial neoplasia II (CIN II) atau high grade squamous intraepithelial lesions (HSILs). Dalam tahap ini sel - sel semakin menunjukkan gejala abnormal pra kanker.
- Cervical intraepithelial neoplasia III (CIN III). Dalam tahap ini lapisan permukaan serviks dipenuhi dengan sel - sel abnormal dan semakin menjadi abnormal.
- Infeksi persisten dengan HPV onkogenik dapat berkembang menjadi atau menunjukkan kehadiran lesi pra kanker seperti CIN I,II, dan III dan carcinoma in situ (CIS).
- Kanker serviks yang semakin invasif yang berkembang dari CIN III.
Deteksi HPV
Infeksi HPV diarea genital dapat dikenali scara klinis namun dapat didiagnosis secara pasti melalui metode - metode deteksi molekuler.
Immunologi Serta HPV
Kunci perkembangan kanker serviks adalah adanya infeksi menetap (persisten) dari tipe - tipe HPV onkogenik persistensi ini memberikan peluang untuk terjadinya keganasan (kanker). Diperkirakan bahwa onkoprotein HPV bercampur dengan respons kekebalan alami dan memprogramkan kematian sel, kecepatan pertumbuhan sel menjadi meningkat, dan sel - sel epitel yang terinfeksi menjadi lebih rentan terhadap faktor pemicu sekunder yang dapat merusak sel dan berlanjut menjadi kanker.*
Apabila wanita telah terinfeksi oleh HPV, belum tentu akan membuat wanita tersebut kebal terhadap infeksi berikutnya.** Vaksin akan membuat sistem kekebalan untuk mengenali serta menetralisir virus seketika virus tersebut masuk kedalam tubuh melalui kekebalan yang diperoleh.
Mencegah Kanker Serviks
Dengan adanya perkembangan terkini terhadap vaksin inovatif untuk melindungi dari infeksi HPV onkogenik, vaksinasi melawan kanker serviks akan menjadi kenyataan.*** Terdapat vaksin yang menargetkan HPV 16 dan HPV 18 yang mampu mencegah 70 % kanker serviks.
Beberapa model memprediksi bahwa vaksin bersamaan dengan screening akan mengurangi resiko kanker serviks dibandingkan hanya melakukan screening saja, dan secara signifikan akan mengurangi hasil screening abnormal yang membutuhkan tindakan lebih lanjut.**
Vaksinasi terbaik yang dapat dikembangkan untuk melawan kanker serviks adalah kombinasi vaksin yang dapat memberikan cakupan yang lebih luas terhadap tipe - tipe HPV onkogenik dan mampu memberikan perlindungan yang lebih panjang.(WHO/Ijs)
http://www.indosiar.com/ragam/63319/hpv-dan-kanker-serviks