LAPORAN REFLEKSI KASUS KOMUDA
Nama dan No. Mhs : Ayu Agustina / 20120310252
Kelompok komuda : E
RSUD : Rumah Sakit PKU 2 Yogyakarta
- 1. Pengalaman
Seorang pasien bernama Ny. Sarinem Pujokaryono usia 71 tahun dibawa ke RS karena mengalami penurunan nafsu makan, nyeri dada , sesak nafas , dan bengkak pada kaki. Tidak ada riwayat alergi sebelumnya . Pasien diberi obat Lasix , digoxin , spironolactone , candesartan dan furosemide.
Masalah yang Dikaji
- Mengapa pasien bisa sesak nafas?
- Mengapa pasien diberi penatalaksanaan obat Lasix seperti di atas?
- 3. Analisa Kritis
- Dalam kasus ini pasien mengalami dispneu (sesak nafas) , paroximal nocturnal dispneu, dan orthopneu, hal ini merupakan manifestasi klinis dari gagal jantung kiri sebagai akibat dari berlebihnya volume di paru-paru karena adanya aliran balik dari jantung. Ventrikel kiri tidak dapat memompa darah secara adekuat, hal ini bisa disebabka oleh beberapa faktor salah satunya adalah hipertensi sistemik. Pada awalnya pasien mengalami hipertensi , hipertensi yang tidak terkontrol akan mengakibatkan peningkatan beban kerja jantung, semakin lama jantung akan meningkatkan kontraktilitas untuk memompa darah agar sirkulasi tetap lancar, namun karena kontraksi yang terus menerus meningkat otot ventrikel kiri akan mengalami penebalan (hipertrofi ventrikel kiri), volume darah di ventrikel kiri semakin sedikit karena penebalan dinding ventrikel, selanjutnya akan ada aliran balik dari ventrikel kiri menuju atrium kiri dan ke paru. Aliran balik ke paru akan mengakibatkan penumpukan cairan di paru, sehingga dapat menyebabkan pasien menjadi sulit bernafas.
- Lasix adalah obat yang mengandung Furosemide. Furosemide adalah obat golongan diuretic, yang mencegah tubuh dari menyerap terlalu banyak garam. Furosemid diberikan untuk membantu mengobati retensi cairan ( edema) dan pembengkakan yang disebabkan oleh kegagalan jantung kongesti, penyakit hati, penyakit ginjal, atau kondisi medis lainnya. Obat ini bekerja dengan bertindak pada ginjal untuk meningkatkan aliran urin. Furosemid juga digunakan sendiri atau bersama-sama dengan obat lain untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi). Tekanan darah tinggi menambah beban kerja jantung dan arteri. Jika terus untuk waktu yang lama, jantung dan arteri mungkin tidak berfungsi dengan baik. Kondisi tersebut dapat merusak pembuluh darah otak, jantung, dan ginjal, mengakibatkan stroke, gagal ginjal, atau agal jantung. Tekanan darah meningkatkan risiko serangan jantung. Furosemid atau Lasix digunakan pada pasien yang mengalami edema (penumpukan cairan berlebihan di dalam tubuh) atau kelebihan asupan cairan. Cairan yang berlebihan akan bertumpuk di tubuh, terutama paru-paru, perut, dan anggota gerak. Penumpukan cairan pada paru-paru akan menyebabkan pasien sesaknafas dan mengancam jiwa. Cairan di perut akan menyebabkan pembesaran perut dan sesak nafas karena penekanan ke paru-paru. Cairan yang berlebihan di anggota gerak mengakibatkan kaki menjadi bengkak.
Beberapa kontraindikasi pemakaian furosemid yaitu riwayat alergi dengan furosemid, hipotensi dan keadaan anuria (kondisi dimana seseorang menghasilkan air seni atau urin < 100 ml per 24 jam). Penggunaan furosemid harus hati-hati pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, gangguan hati, kekurangan elektrolit, dan kekurangan cairan atau dehidrasi. Wanita hamil dan menyusui tidak disarankan menggunakan furosemid.
EFEK SAMPING
Furosemid bekerja dengan menghambat penyerapan elektrolit dan cairan yang nantinya akan dibuang melalui saluran kemih. Karena cara kerja ini, beberapa efek samping dari furosemid adalah hipokalemia (kadar kalium yang rendah di darah), dan peningkatan kadar asam urat. Furosemid juga memiliki efek menurunkan tekanan darah sehingga dapat menyebabkan hipotensi. Dalam kasus yang jarang, furosemid dapat menyebabkan reaksi alergi hebat atau anafilaksis.
DOSIS
Furosemid tersedia dalam bentuk tablet 40 mg dan ampul 20 mg/2 ml (untuk suntikan ke pembuluh darah). Penggunaan furosemid harus dengan dosis yang tepat. Pada kasus edema paru yang akut, digunakan furosemid 40 mg intravena langsung, kemudian dapat dilanjutkan dengan dosis 20-40 mg per hari. Pada anak-anak, digunakan dosis 1-2 mg/kg berat badan, maksimal 40 mg. Penggunaan furosemid harus melalui konsultasi dokter dan tidak mengobati secara sendiri.
Dokumentasi
- c. Anamnesis
Nama : Ny. Sarinem Pujokaryono
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 71 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Pandean V RT02/09 Sidoluhur Godean Sleman
Tanggal Masuk : 11-04-2014
Keluhan utama : nafsu makan menurun, mual tapi tidak muntah, batuk, sesak sering dan nyeri dada, kaki bengkak.jadwal kontrol di poli hari ini tapi pasien tidak kuat. Riwayat awt inap dan rawat jalan PKU 2 Yogyakarta dengan diagnosis CHF (Congestive heart Failure) dan IHD.
- d. Vital sign
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Nadi : 120 x/ menit
Temperature : tidak ada data
Nafas : 24 x per menit
- e. Pemeriksaan
Keadaan Umum : tampak sesak, lemah
Kepala : conjungtiva Anemis (-/-)
Sclera ikterik (-/-)
Pupil isokor (+) RC +/+
Leher : JVP , tiroid (dbn) trachea (dbn)
Thorax : wheezing (-)
Ves(+)
S1 dan S2 reguler, murmur (-)
Abdomen : Bising Usus (+) normal
Nyeri tekan (-) epigastrik, timpani
Ekstremitas : akral dingin
Nadi lemah
Edema ekstremitas (+)
- Diagnosis kerja : RHF et CTEPH
Susp.DVT
Prob LV Trombus
- g. Diagnosis : CHF dan IHD
- h. Penatalaksanaan :
- Lasix
- Spironolactone
- Candesartan
- Digoxin
- Cobazym
- Vip albumin
- Captopril
- 4. Referensi
Repository USU
http://www.g-excess.com/pengertian-dan-penjelasan-sesak-nafas-beserta-penyebabnya.html
http://ahli-farmasi.blogspot.com/2012/01/salbutamol.html#ixzz3TdoOEG72
Buku ajar fisiologi Guyton
Buku ajar Ilmu penyakit dalam FKUI
Dokter Pembimbing Refleksi
( dr. Sherly)