Topic outline
Materi Kuliah
Modul Kardiovaskular
Modul Respirasi
Modul Hematologi
Suplemen
Tutorial
- Skenario 1
NYERI DADA
Seorang pria berusia 58 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri dada yang hilang timbul sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri dada berlokasi ditengah dada, di dalam dan sering menjalar ke rahang dan bahu kiri. Nyeri dada dipicu saat naik tangga 2 lantai dan segera mereda (< 10 menit) dengan istirahat. Tidak ada keluhan penyerta. Pasien memiliki kebiasaan merokok sebanyak 1 bungkus perhari sejak usia 18 tahun. Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi, dengan tekanan darah tertinggi 180/100 mmHg tetapi tidak pernah konsumsi obat penurun tekanan darah secara rutin. Riwayat sakit gula dan kadar kolesterol tinggi disangkal. Dokter kemudian memutuskan untuk dilakukan pemeriksaan Elektrokardiografi, Ronsen Thorax & merujuk pasien untuk Treadmill Stress Test
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan Umum: Baik
Tanda Vital: Laju nadi 72x/menit Laju nafas 18x/menit Suhu tubuh 36.5 OC Tekanan Darah 170/90 mmHg
Pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal
Pemeriksaan Rontgen Thorax:
Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan Treadmill Stress Test (TMT):
TMT results:
Resting ECG: T wave inversion.
Functional capacity markedly decreased (by >40%).
Chest pain : limiting.
Arrhytmias : none.
ST Changes : Depression Horizontal.
Overall impression : positive stress test typical of ischemia
Prognosis:
Duke Treadmill Score : -18,
Risk category : high
5 year survival : 59,5%
Average Annual Mortality : 8,1%
TUGAS:
Membuat analisis singkat (minimal 1 paragraf, maksimal 3 paragraf), ditulis tangan, terkait alur diagnosis dan tatalaksana angina pektoris dengan cara membandingkan tatalaksana yang disediakan oleh e-book di laman e-learning FKIK UMY (Panduan PERKI) dengan panduan internasional terbaru.Panduan internasional bisa diakses di:
1. Eropa - https://www.escardio.org/Guidelines/Clinical-Practice-Guidelines
2. Amerika - https://professional.heart.org/en/guidelines-and-statements
3. Inggris - https://www.nice.org.uk/guidance
4. Canada - https://thrombosiscanada.ca/clinicalguides/- Skenario 2
NYERI TENGGOROK
Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri saat menelan sejak tiga hari yang lalu. Keluhan tersebut semakin lama semakin memberat dan menjalar ke telinga. Selain itu, pasien juga mengeluh demam, lemas, sulit menelan, bau mulut, dan suara bergumam seperti memakan kentang panas. Pasien juga mengeluh tidur mengorok. Pasien memiliki riwayat nyeri tenggorokan yang sering kambuh hampir setiap bulan, tetapi biasanya hilang dengan pengobatan paracetamol. Namun, pada kejadian kali ini, pasien tidak minum obat karena sedang berpuasa Ramadhan. Pasien adalah seorang mahasiswa yang tinggal di kos-kosan, sering jajan di sekitar kos, dan kurang memperhatikan kebersihan. Pasien juga sering lupa mencuci tangan setelah makan.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum:
Tampak lemas. CM. Gizi cukup. BB 60 kg.
Tanda Vital:
Laju nadi 112 x/menit
Laju nafas 22 x/menit
Suhu tubuh 39 OC
Tekanan Darah 90/70 mmHg
Kepala:
Conjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
Nafas cuping hidung (-)
Tenggorok: Halitosis (bau mulut), Tonsil T4-T2, hingga mendesak uvula kesisi sinistra, hiperemis (+), Faring sulit dinilai (terhalang tonsil yang membesar).
Telinga DS: CAE dalam batas normal, membrane timpani intak, reflek cahaya +.
Rhinoskopi Anterior: konka dalam batas normal,
Rhinoskopi Posterior: Sulit dilakukan (terhalang tonsil yang membesar)
Leher: Limfonodi tidak teraba, tidak teraba massa, nyeri terlokalisir di regio 2 dalam kanan.
Pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal.
Pemeriksaan Darah Rutin
Hb : 11,1 g/dL
Hmt : 35,5 %
AL : 18.400 /mm3
AT : 423.000 /mm3
- Skenario 3
SESAK NAPAS
Seorang anak laki-laki usia 8 tahun datang dibawa orangtuanya ke IGD dengan keluhan sesak napas sejak 1 jam yang lalu. Pada siang hari anak mengikuti kegiatan olahraga di sekolah bersama dengan teman-temannya. Kemudian sore harinya anak mulai batuk-batuk tidak produktif tanpa disertai sesak napas. Orangtua kemudian memberikan obat minum Salbutamol sirup pada anak. Dikatakan setelah minum obat, batuk sedikit membaik. Pada malam hari, anak semakin batuk dan diikuti dengan sesak napas. Anak lebih nyaman duduk dengan tripod position. Anak sudah mengalami kondisi sesak nafas disertai batuk berulang sebanyak 3x dalam 1 bulan terakhir. Hampir setiap malam tidurnya pun terganggu. Diketahui bahwa ayah anak tersebut adalah seorang perokok aktif.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum:
Tampak sesak nafas.
Tripod position.
Hanya bisa mengeluarkan kata-kata (bukan satu kalimat penuh).
Tanda Vital:
Laju nadi 120 x/menit
Laju nafas 40 x/menit
Suhu tubuh 36.8 OC
Tekanan Darah 110/90 mmHg
Kepala:
Conjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
Nafas cuping hidung (+)
Leher: Limfonodi tidak teraba
Thorax:
Dinding dada: Retraksi subcostal (+/+).
Pulmo: Wheezing (+/+), Rhonki (-/-)
Cor: Tidak kardiomegali S1 tunggal, S2 split tak konstan, Bising jantung (-)
Abdomen: Supel, Peristaltik normal
Extermitas: Akral hangat, nadi teraba kuat
Pemeriksaan SPO2: 90% on nasal canule 4 lpm
Uji Fungsi Paru (Spirometri)
- Pada uji obstruksi didapatkan: FEV1/FVC 80%
- Pada uji reversibilitas didapatkan: FEV1 15%
- Pada uji variabilitas didapatkan: PEFR harian 15%
- Pada uji provokasi didapatkan: FEV1 13%
- Skenario 4
LEMAS PUCAT
Seorang wanita berusia 32 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan lemas dan cepat merasa capai dalam kegiatan sehari-hari. Keluhan tersebut sering disertai dengan pandangan berkunang-kunang, pusing dan berdebar-debar, sehingga pasien harus beristirahat sejenak disela-sela aktivitas-nya. Pasien tampak pucat dan lemah. Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, dengan 2 orang anak, anak terakhir berusia 1 tahun, dan suami pasien adalah seorang buruh serabutan.
Anamnesis Tambahan:
• Riwayat menstruasi lancar & jumlahnya tidak banyak (normal)
• Anak terakhir lahir dengan berat badan lahir 2300 gram, usia kehamilan cukup bulan
• Tidak ada riwayat gagal ginjal terminal maupun polyuria
• Pola makan pasien tidak teratur, jarang makan daging, makan sayuran seadanya
Pemeriksaan Fisik:
• Kondisi Umum: Pasien tampak pucat, lemah
• Tanda vital: suhu badan 37 C; frekuensi napas 20 x/menit, denyut nadi 110 x/menit, tekanan darah 110/70 mmHg.
• Conjunctiva anemis, sclera tidak ikterik
• Leher: limfadenopati (-), JVP 5+2 mmHg (normal)
• Thorax: simetris, tidak ada ketinggalan gerak, retraksi tidak ada
• Jantung: cardiomegali (-), bising jantung (+) sistolik 2/6, punctum maksimum di apex
• Paru: dalam batas normal
• Abdomen : dalam batas normal
• Ekstremitas : palmar tampak pucat, clubbing finger (-)
Pemeriksaan Darah Rutin:
Pemeriksaan Hasil Rujukan Normal Hematocrit 19.5% 39-52% Erythrocyte 2.740.000 4.200.000-6.300.000 MCV 70 fL 76-96 fL MCH 24 pg 27-32 pg MCHC 33 g/dL 31-35 g/dL Thrombocyte 315.000 140.000-415.000 Leucocyte 8.000 4.000-10.500 Hemoglobin (Hb) 6.5 g/dL 13-17 g/dL Diff. Neutrophil 75% 40-75% Diff. Lymphocyte 15% 20-45% Diff. Monocyte 9% 2-10% Diff. Eosinophil 1% 1-6% Diff. Basophil 0% 0-2% 3 hari berikutnya wanita tersebut kontol dan periksa ke laboratorium.
Hasil Pemeriksaan Status Besi Darah :
Parameter Hasil Rujukan Normal Serum Iron 25 micro g/dL 50-150 micro g/dL TIBC 600 micro g/dL 300-360 micro g/dL Saturasi Transferin 8% 30-50% Feritin 10 micro g/L 50-200 micro g/L Pemeriksaan Apusan Darah Tepi:
- Ditemukan sel darah merah yang kecil & pucat.
- Ditemukan sel darah merah berbentuk: Pencil shaped, Tear drop shaped & Target shaped
Skills Lab
- 1. Pemeriksaan Thorax Patologis + JVP
- 2. Terapi Oksigen, Inhalasi & Nebulisasi
- 3. Rontgen Thorax
- 4. EKG 2 (Pembacaan EKG Patologis)
Praktikum
- 1. Farmakologi - Farmakologi Obat Penyekat Beta (Beta Blocker)
- 2. PK - Hemostasis
Komuda