Diabetes melitus berpengaruh pada seluruh bagian tubuh, termasuk otak. Riset-riset terbaru menunjukkan diabetes melitus (DM) memperlambat fungsi mental dan meningkatkan risiko penyakit Alzheimer. Komplikasi yang terjadi di otak ini hanyalah satu alasan mengapa kita wajib mengontrol diabetes.
Para ilmuwan sebenarnya belum mengetahui dengan jelas bagaimana diabetes tipe 2 memengaruhi otak karena ada banyak faktor yang terlibat.
"Kadar gula darah yang tinggi mungkin berdampak langsung pada sel-sel saraf atau sel suport di sistem saraf. Hal tersebut juga memicu kerusakan pada pembuluh darah besar dan kecil. Akibat lainny adalah mengurangi pasokan oksigen ke otak sehingga meningkatkan risiko stroke," kata Alan Jacobson, profesor emeritus psikiatri dari Harvard Medical School.
Diabetes melitus diawali dengan resistensi insulin di mana lemak, otot dan sel-sel liver tidak bisa memakai insulin. Pada awalnya pankreas merespon reaksi itu dengan memompa lebih banyak insulin.
Enzim yang sama yang memecah insulin juga memecah protein yang disebut beta-amyloid, yang terbentuk secara abnormal pada otak penderita Alzheimer. Makin banyak enzim yang bekerja memecah insulin, makin besar pula akumulasi beta-amyloid.
Studi yang dilakukan di Swedia menemukan peningkatan risiko Alzheimer pada orang-orang yang menderita DM di usia pertengahan. Risiko Alzheimer pada orang yang menderita diabetes di usia 65 tahun lebih kecil.
"Makin lama Anda menderita DM, makin tinggi risikonya terkena Alzheimer's,' kata Margaret Gatz, profesor psikologi dari University Southern California, AS.